Waktuluang juga dihayati secara berbeda dan muncul secara tidak beraturan; orang-orang yang memiliki pekerjaan tetap memiliki batas-batas waktu luang dan kegiatan yang lebih jelas dibandingkan dengan mereka yang memiliki tanggung jawab domestik di mana "pekerjaannya tidak pernah selesai.". Yang juga mendanat perhatian besar adalah adalah
617 Terakurat - Tips Atasi Waktu Luang - Gabut merupakan salah satu bahasa gaul anak-anak muda masa kini yang sedang ngetrend. Gabut sendiri memiliki arti menganggur atau tidak ada kerjaan. Orang gabut biasanya akan cepat merasa bosan dan ujung-ujungnya mereka akan mencari pelampiasan ke hal-hal yang tidak berguna atau cenderung negatif.
Nah untuk mengurangi rasa jenuh di rumah saja, berikut beberapa tips mengisi waktu luang agar tetap produktif di masa karantina: Mengisi waktu luangmu agar bermanfaat salah satunya dengan melakukan hobi apapun yang kamu suka. Pada masa karantina seperti saat ini menekuni hobi dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan yang kamu miliki.
Nahdi sini akan kita bahas bersama teori pemanfaatan waktu luang. Waktu luang adalah modal utama seorang manusia yang lebih berharga dari harta karena waktu salah satu kunci disana kita hidup. Di setiap sisi kita pasti memerlukan waktu dimana kita semua berbagi untuk sesama memerlukan waktu baik itu waktu luang, waktu bekerja, waktu bersama
. Setiap orang memiliki caranya tersendiri untuk memanfaatkan waktu luangnya, ada yang menghabiskan waktu luang dengan bermain smartphone atau malah dihabiskan dengan tiduran. Namun, perlu kamu ketahui waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Tiap detik yang terlewati jika tidak dimanfaatkan dengan sebaik mungkin maka waktumu yang ada menjadi sia-sia. Bermain game atau smartphone bisa kamu lakukan untuk menghilangkan kejenuhan. Namun, kamu harus tahu batas waktu bermainnya. Jangan sampai kamu bermain smartphone sampai lupa waktu. Perlu kamu ketahui ada banyak kegiatan positif yang bisa kamu lakukan saat waktu luang selain dihabiskan dengan bermain smartphone atau sekadar rebahan. Yuk, simak penjelasan berikut ini. 1. Menjalankan Hobi Hobi adalah kegiatan yang dilakukan saat waktu luang. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menghibur dan menenangkan pikiran. Seringkali karena sibuknya rutinitas kamu jadi jarang melakukan kegiatan yang kamu sukai. Saat waktu luang inilah pergunakanlah sebaik mungkin untuk menjalankan hobimu. Selain bisa melepas stres, hobi juga bisa mendatangkan uang. Banyak orang telah berhasil mendapatkan banyak uang yang berawal dari hobi mereka, misalnya memelihara ikan hias, menanam bonsai, membuat kerajinan tangan, dan masih banyak lagi. Kamu juga bisa menghasilkan uang dari hobimu jika bersungguh-sungguh saat melakukannya. Misalnya, jika kamu hobi memasak, kamu bisa membuat kue kering lalu mencoba untuk menjualnya di warung terdekat. Jika kamu hobi menyanyi, cobalah untuk membuat konten lalu diupload di media sosial. Bukankah akan menyenangkan jika bisa menghasilkan uang dari hobi? 2. Menata Ruangan Sibuknya rutinitas seringkali membuat kita lupa untuk merapikan dan membersihkan rumah. Padahal jika ruangan kotor maka akan membuat tidak nyaman penghuninya. Jika mempunyai waktu luang, pergunakanlah waktu tersebut untuk merapikan ruangan, bisa dimulai dari kamar tidur lalu dilanjutkan satu persatu ruangan. Apabila menurutmu terasa berat, maka kamu bisa memprioritaskan untuk membersihkan kamar pribadi terlebih dahulu. Jika kamar tidur telah bersih, maka secara tidak langsung bisa menghilangkan rasa stresmu. Karena begitu memasuki kamar, kamu bisa langsung istirahat dan tidak terganggu lagi dengan barang-barang berserakan. 3. Belajar Keterampilan Baru Di era modern saat ini, untuk menguasai keterampilan baru bisa dipelajari dengan mudah melalui internet. Jika ingin mempelajari ilmu baru, kamu bisa tinggal mencari dengan mudah di mesin pencarian Google. Tinggal mengetikkan kata kuncinya maka akan bermunculan pelatihan online yang bisa kamu ikuti dari rumah. Kamu juga bisa mencarinya lewat youtube. Ada banyak konten yang memberikan pelatihan atau sekadar tutorial yang bisa kamu akses gratis kapanpun ketika kamu memiliki waktu luang. 4. Berolahraga Banyak orang sibuk sering melewatkan waktu untuk berolahraga. Padahal dengan melakukan olahraga bisa menjaga tubuh agar tetap bugar dan sehat. Untuk itu ketika memiliki waktu senggang bisa dimanfaatkan untuk olahraga. Jika tidak memungkinkan keluar rumah, maka kamu bisa melakukannya di rumah saja, misalnya naik turun tangga, jogging menggunakan treadmil dan masih banyak kegiatan olahraga yang bisa kamu lakukan baik sendirian maupun bersama keluarga. 5. Berkumpul Bersama Keluarga Setelah disibukkan dengan berbagai aktivitas, kini saatnya memanfaatkan waktu luang untuk berkumpul bersama keluarga. Banyak hal yang bisa kamu lakukan saat bersama keluarga, seperti menonton film dan bercerita tentang segala hal. Setiap anggota keluarga pastinya memiliki kesibukannya sendiri. Nah, saat waktu luang inilah kamu bisa curhat atau mengeluarkan keluh kesah yang ada. Jadikan, waktu yang singkat ini untuk membangun kedekatan dengan keluargamu. Itulah 5 ide kegiatan positif untuk mengisi waktu luang. Masih banyak lagi kegiatan bermanfaat yang bisa kamu lakukan saat waktu senggang. Adanya waktu luang bukan berarti kamu tidak melakukan apa-apa. Pergunakanlah waktu sebaik mungkin agar kamu tidak merugi, karena kesempatan dan peluang bisa datang menghampirimu kapanpun dan tidak mengenal waktu.
terburu yang disukai hobisemoga membantu
Common Behavior Existensi Time Existence Activities - Exclusive Behavior - The Have’s Behavior - Trend Follower Meet The Tourism Incidental Need on Duty Travelling Criteria TIME Subsistence Time Leisure Subsistence Activities Leisure Common Behavior Recreation A Trip Cross The Hometown Border TOURISM Time Activities Recreation in The Hometown Border Hobbies Additional Existence Additional Subsistence Gambar 2 Skema Time-Budget Avenzora 2008. Avenzora 2008 menjelaskan bahwa dalam konteks leisure studies ada dua hal penting yang perlu dimengerti secara baik, yaitu 1 the leisure time pattern, dan 2 the pattern of leisure activities. Pola waktu luang perlu untuk dimengerti guna mengukur peluang danatau kebutuhan rekreasi yang dapat danatau dibutuhkan oleh individupopulasi dalam waktu luang. Adapun pola waktu luang the pattern of leisure activities adalah mengilustrasikan tingkat partisipasi yang secara aktif diambil oleh individu dalam memanfaatkan waktu luang. Dalam konteks perencanaan, Avenzora 2008 menjelaskan bahwa pengetahuan tentang rekreasi dapat disimplifikasikan melalui pengertian yang baik tentang recreation demand dan recreation supply. Dipaparkan bahwa berbicara tentang recreation demand adalah berbicara tentang 1 siapa yang meminta, 2 apa dan berapa banyak yang diminta dan 3 kapan diminta. Berbicara tentang recreation supply dapat dipahami melalui pengertian tentang 1 apa dan berapa banyak dapat diberikan, 2 kapan dapat diberikan dan 3 kepada siapa dapat diberikan. Sejalan dengan pendekatan waktu dan ruang yang digunakannya, maka Avenzora 2008 memaknai suatu sumberdaya rekreasiwisata recreation- resources sebagai “suatu ruang tertentu dengan batas-batas tertentu yang mengandung elemen-elemen ruang tertentu yang dapat 1 menarik minat orang untuk berekreasi, 2 menampung kegiatan rekreasi dan 3 memberikan kepuasan orang berekreasi” . Dijelaskan, untuk mempelajari kompleksitas dalam tourism , suatu model yang diajukan oleh Ja’fari cited in Cooper et. al., 1999 dapat dipertimbangkan sebagai suatu model yang baik dan komprehensif lihat Gambar 2. Model tersebut menggambarkan berbagai aspek yang dibutuhkan untuk mendukung suatu tourism development dan sekaligus menunjukkan betapa kompleksnya studi tentang tourism. Dengan mengenali berbagai komponen yang terlibat, maka akan lebih mudah untuk memahami interdependensi yang ada. Menurut Webster’s Dictionary ditulis oleh Thatcher, 1996 pariwisata tourism adalah suatu perjalanan ekskursi yang biasanya berakhir di titik awal mulanya kegiatan. Murphy 1985 memaknai pariwisata sebagai suatu kunjungan ke daerah lain, entah untuk keperluan bersena-senang pleasure, bisnis ataupun kombinasi dari keduanya. Adapun Holloway 1985 mengartikan pariwisata sebagai suatu kumpulan berbagai fenomena dan hubungan yang timbul karena adanya perjalanan dan kedatangan seseorang ke suatu wilayah dengan tujuan bukan untuk menetap dan bukan pula untuk mencari uang. Namun Prentice 1993 menyatakan bahwa secara prinsip pariwisata meliputi perjalanan berlibur, mengunjungi teman, perjalanan bisnis termasuk berbagai bentuk perjalanan lain yang setidak-tidaknya satu malam tinggal di luar rumah. Secara luas pariwisata didefinisikan oleh Spillane 1987 sebagai perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Batasan-batasan dan pengertian tersebut di atas kembali menunjukkan perbedaan pengertian tentang pariwisata tourism. Batasan dan pengertian yang dikemukakan oleh Holloway bahkan mencirikan ambiguitas antara pariwisata dan rekreasi recreation. Dalam berbagai literatur, “not connected to any earning activity ” adalah dikhususkan untuk mendefinisikan rekreasi. Avenzora 2003 menyatakan bahwa secara umum para scholars telah sepakat atas 5 lima karakteristik rekreasi, yaitu 1 harus dilaksanakan dalam waktu luang, 2 sukarela voluntarily, 3 menyenangkan, 4 tidak terikat akan aturan tertentu dan 5 tidak untuk mencari nafkah. Gambar 3 Ja’fari Model cited in Cooper et al., 1999. Secara umum konsumen dalam bisnis wisata merupakan orang-orang yang melakukan perjalanan, yang biasanya disebut wisatawan tourist. United Nation Conference on Travel and Tourism di Roma 1963 memberikan batasan yang umum, yang disebut pengunjung visitors, yaitu setiap orang yang mengunjungi negara yang bukan tempat tinggalnya untuk berbagai tujuan, tetapi bukan untuk mencari pekerjaan atau penghidupan dari negara yang dikunjungi. United Nation Convention Concerning Customs Facilites For Touring 2001 mendefinisikan wisatawan merupakan orang yang datang ke suatu negara karena alasan yang sah kecuali untuk berimigrasi dan yang tinggal setidak- tidaknya 24 jam dan selama-lamanya enam bulan dalam tahun yang sama. Dalam pengertian ini wisatawan dibedakan berdasarkan waktu dan tujuan yang disebut wisatawan adalah orang-orang yang berkunjung setidaknya 24 jam dan yang datang berdasarkan motivasi mengisi waktu senggang seperti bersenang-senang, berlibur, untuk kesehatan, studi, keperluan agama, olahraga, bisnis, keluarga, perutusan dan pertemuan-pertemuan. Definisi tersebut senada dengan yang dikemukakan Organisasi Wisata Dunia WTO yang menyatakan wisatawan sebagai pelancong yang melakukan perjalanan pendek, yaitu yang melakukan perjalanan ke sebuah daerah atau negara lain dan menginap minimal 24 jam atau maksimal enam bulan di tempat tersebut untuk berlibur, berobat, berbisnis, berolahraga serta menuntut ilmu dan mengunjungi tempat-tempat yang indah. Menurut Avenzora 2008 tipologi wisatawan yang dibuat oleh Plog 1987 cited in Lowyck, E., L. van Langenhove, and L Bollaert, 1993 dapat dipandang sebagai tipologi yang baik untuk mulai mengenali berbagai tipe dasar “tourist”, yaitu  Venture-someness wisatawan yang mencari dan mengeksplorasi serta berkecenderungan sebagai pengguna pertama dari setiap destinasi yang mereka kunjungi;  Pleasure-seeking wisatawan yang menginginkan sejumlah kenyamanan dan kemewahan dalam setiap aspek perjalanan yang mereka lakukan, baik dalam hal trasnportasi, akomodasi dan entertain;  Impassivity wisatawan yang membuat keputusan perjalanan dengan cara yang sangat cepat, yang biasanya pada hanya babetapa menit menjelang keberangkatan sehingga dapat dikatakan hampir tanpa perencanaan;  Self-confidence wisatawan yang ingin melakukan segala sesuatu yang sangat berbeda dari apa yang dilakukan orang lain, yang biasanya diwujudkan dalam bentuk pemilihan tapak wisata ataupun kegiatan wisata yang berbeda dengan pilihan umum;  Planfulness wisatawan yang merencanakan perjalanannya secara baik tetapi tidak menyukai kegiatan-kegiatan dalam bentuk paket wisata yang terpimpin;  Masculinity wisatawan yang berorientasi untuk mendapatkan kepuasan wisata melalui jenis aktivitas yang dilakukan dan mencari berbagai sumberdaya yang sangat tradisional, dimana biasanya perjalanan wisatanya cenderung dilakukan bersama keluarga; yang jika tidak maka mereka cenderung untuk memilih tinggal di rumah;  Intellectualism wisatawan yang memberi perhatian dan mempunyai ketertarikan yang sangat besar terhadap aspek-aspek sejarah dan kebudayaan dari destinasi yang dikunjunginya; dan  People orientation wisatawan yang menginginkan adanya kontak dan komunikasi dengan masyarakat di destinasi yang dikunjungi. World Tourism Organization 1995 menyatakan meskipun terdapat berbagai pemahaman mengenai batasan pariwisata, namun terdapat beberapa komponen pokok yang secara umum disepakati, khususnya dalam batasan pariwisata internasional, yaitu 1 traveler, yaitu orang-orang yang melakukan perjalanan antar dua atau lebih lokalitas, 2 visitor, yaitu orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang bukan merupakan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan dan tidak bertujuan untuk mencari nafkah, pendapatan atau penghidupan di tempat tujuan, dan 3 tourist, yaitu bagian dari pengunjung yang menghabiskan waktu paling sedikit satu malam 24 jam di daerah yang dikunjungi. Richardson dan Fluker 20040 menyatakan bahwa semua definisi tentang pariwisata tersebut, meskipun berbeda dalam penekanan, selalu mengandung beberapa ciri pokok, yaitu 1 adanya unsur perjalanan travel, 2 adanya unsur tinggal sementara di tempat yang bukan merupakan tempat tinggal yang biasanya dan 3 bukan bertujuan untuk mencari penghidupan. B. Ekowisata Dinamika Pengertian dan Makna Menurut Avenzora 2008 secara sederhana, perubahan paradigma pada sektor pariwisata dapat dipandang dari dua alasan yang mendasar, yaitu internal dynamics dan external dynamics. Secara internal, terjadinya perubahan adalah disebabkan oleh natural shift of trend. Adapun secara eksternal, timbulnya perubahan adalah sebagai akibat tekanan politik lingkungan global. Dijelaskan, dalam konteks sejarah dapat dikatakan bahwa perubahan paradigma tersebut berawal dari gerakan back to nature yang mulai menyebar secara global pada awal Tahun 80-an. Gerakan yang pada awalnya dapat dipandang sebagai natural trend telah berubah menjadi suatu gerakan formal bersamaan dengan munculnya deklarasi World Conservation Strategy pada tahun 1980. Bahkan pilar konservasi tersebut telah menjadi lebih kokoh dengan berdirinya lembaga World Commission on Environment and Development WCED pada tahun 1983, kemudian the Brundtland Document secara tegas menekankan pentingnya mengimplementasikan konsep berkelanjutan sustainability concept dalam setiap proses pembangunan. Akhirnya, dua dokumen penting tersebut menjadi lebih kuat ketika Agenda 21 dideklarasikan di Rio de Janeiro pada tahun 1992 termasuk Agenda 21 for Travel and Tourism. Avenzora 2008 juga menjelaskan bahwa perubahan paradigma juga disebabkan oleh adanya inherent dynamics dalam tourism. Beberapa contoh variabel inheren tersebut adalah lingkaran keingintahuan the circle of curiosity dan ketertarikan preferences. Jika kondisi berbagai variabel penentu terjadinya “perjalanan” terpenuhi, maka holiday-taker akan cenderung untuk melakukan perjalanan wisata ke tempat atau obyek yang belum pernah dikunjungi. Pada sisi lain, faktor preferences mudah untuk dimengerti akan sangat bervariasi, baik dalam bentuk ataupun pola aksi atas trend yang ada. Menurut Avenzora 2008, the Federation of Nature and National Parks of Europe FNNPE; cited in Cerovsky, 1992 hanya mendefinisikan the term sustainable tourism dari sudut pandang “tourist” saja, yaitu “all form of tourist development, management and activity which enable a long life for the cultural activity of tourism, involving a sequence of economic tourism products, compatible with keeping in pertuity the protected heritage resources, be it natural, cultural or built, which give rise to tourism ”. Sementara Anko 1992 in Baines, et. al.. 1992; eds. menyatakan “the idea of sustainable tourism, in my mind at least, is to make these qualities available to the people to the degree and in a manner that will guarantee their preservation for the future generations who will likely perceive them differently than we do and for the sake of nature itself”.
Bagaimana cara meningkatkan produktivitas usaha baik dalam melaksanakan kegiatan bisnis ataupun karyawan Anda. Simak selengkapnya di Blog Jurnal by Mekari. Menjelang Masyarakat Ekonomi Association of southeast asian nations MEA, para pemilik Usaha Kecil Menengah UKM berlomba untuk mengembangkan usahanya agar dapat bersaing dengan produk dari luar negeri. UKM tersebut bahkan rela untuk mengeluarkan biaya lebih untuk mengembangkan perusahaan dari sisi produktivitas, namun tidak semua UKM memiliki cukup dana untuk melakukan tindakan yang memakan biaya besar. Masalah kurangnya dana telah menjadi masalah klasik dari para pemilik usaha dari dulu hingga sekarang. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Usaha Anda Inovasi merupakan hal yang penting untuk berkembangnya perusahaan. Selain inovasi, produktivitas juga menjadi tolak ukur yang penting agar inovasi dapat terus dilakukan. Produktivitas pada akhirnya mendukung keseluruhan proses operasi keseluruhan perusahaan. Menjelang Masyarakat Ekonomi Asean pada akhir tahun 2015, berikut adalah 3 faktor utama yang harus diperhatikan untuk meningkatkan produktivitas usaha Anda. 1. Karakteristik Pengusaha Karakteristik pengusaha dalam menjalankan usaha akan mempengaruhi keseluruhan proses operasi perusahaan. Dua karakteristik yang penting untuk dimiliki oleh pengusaha adalah, entrepreneurial mentality dan administrative mentality. Entrepreneurial mentality adalah kemampuan mental seseorang untuk berinovasi, memimpin, mengambil keputusan, melihat ke depan, dan menyelesaikan masalah. Seorang pengusaha dengan entrepreneurial mentality yang tinggi biasanya berjiwa mandiri, individualistis, dan berpikir positif. Administrative mentality sendiri dibagi menjadi dua, yaitu analytical ability dan ability to the reality. Analytical ability mencakup kemampuan seseorang untuk mengumpulkan informasi, berpikir sistematik, kalkulasi data, dan memecahkan masalah. Power to the reality mencakup kemampuan seseorang untuk bekerja sama, berpikir rasional, konsisten, dan stabil. 2. Strategi Strategi yang baik adalah strategi yang mendukung visi dan misi perusahaan. Bisnis yang kecil dan menengah UKM harus memiliki strategi pemasaran yang berbeda dengan perusahaan besar pada umumnya. Strategi tersebut harus dapat disesuaikan dengan target pasar di daerah yang berbeda. Karena biaya pemasaran UKM yang terbatas, maka diperlukan kreativitas untuk merancang strategi pemasaran yang tepat dengan biaya yang rendah atau bahkan tanpa biaya. three. Performa Bisnis Performa bisnis akan menentukan berkembang atau tidaknya suatu perusahaan. Perusahaan dengan performa yang baik akan memiliki tingkat penjualan, keuntungan dan pengembalian modal yang tinggi, turnover karyawan yang rendah, dan luasnya pangsa pasar yang diraih. Karakteristik pemilik, strategi perusahaan, dan performa bisnis merupakan 3 hal yang berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Pengusaha yang baik akan membuat strategi bisnis yang mencerminkan visi dan misi perusahaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan performa perusahaan. Cara Efektif Meningkatkan Produktivitas Usaha Kecil Menengah UKM Anda dengan Anggaran yang Minim Beberapa cara efektif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas usaha Anda adalah sebagai berikut 1. Beralih ke Bisnis Online Bisnis online adalah cara tepat untuk menjual produk Anda tanpa perlu mengeluarkan biaya gedung atau biaya iklan. Biaya ini dapat digunakan untuk mendukung inovasi produk sehingga produk dapat terus berkembang. Prospek bisnis online juga sangat menjanjikan, pada tahun 2013 sendir jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 74,6 juta dengan twenty% dari pengguna cyberspace telah melakukan belanja online. Pada tahun 2014, pengguna internet mencapai 82 juta dengan 24% dari pengguna telah melakukan belanja online. Hal ini membuktikan bahwa pengguna internet di Indonesia semakin bertumbuh dan bisnis online akan terus berkembang. Beberapa cara untuk melakukan bisnis online antara lain dengan mendaftarkan diri pada beberapa situs e-commerce atau membuat website sendiri yang tentu akan menimbulkan biaya lebih banyak. Selain situ e-commerce yang gratis, menjual produk melalui sosial media seperti facebook dan instagram juga dapat menjadi alternatif yang baik untuk dicoba. 2. Gunakan Sistem Berbasis Cloud Sistem berbasis cloud merupakan sistem layanan berbasis internet atau online yang memudahkan pengusaha untuk mengolah, menyimpan, dan mengakses datanya dimanapun mereka berbeda. Menggunakan sistem berbasis cloud lebih efisien karena memperkecil anggaran untuk sumber daya. Selain itu, sistem operasional dan manajemen menjadi lebih mudah karena sistem pribadi atau perusahaan terkoneksi dalam satu deject atau server sehingga dapat dipantau dan diatur dengan mudah. Biaya yang diperlukan untuk menggunakan sistem cloud tidaklah mahal. Anda cukup membayar biaya pemakaian yang biasa dengan sistem per bulan untuk menggunakan semua aplikasi yang ada. Saat ini banyak sistem manajemen dan akuntansi berbasis cloud yang banyak digunakan UKM. Sistem ini sangat cocok bagi pemilik UKM yang ingin menangani keuangannya sendiri atau hanya dengan beberapa orang saja. Salah satunya adalah Jurnal by Mekari, software akuntansi berbasis cloud yang membantu Anda untuk mengkalkulasi data dan membuat laporan keuangan secara instan. Anda hanya perlu membuat akun di website dan memasukan information-data transaksi keuangan Anda untuk segera diproses menjadi laporan keuangan. Anda pun dapat segera mengakses contoh laporan keuangan yang Anda butuhkan kapan pun dan dimana pun selama jaringan internet tersedia. 5 Tips Efektif untuk Meningkatkan Produktivitas Karyawan Anda Karyawan merupakan aset paling berharga yang berperan besar dalam menentukan perkembangan perusahaan, khususnya bagi Anda pemilik Usaha Kecil Menengah UKM. Anggaran yang terbatas bukanlah masalah untuk meningkatkan produktivitas karyawan Anda. Berikut ini adalah lima cara efektif yang dapat Anda aplikasikan untuk meningkatkan produktivitas karyawan Anda. one. Merancang Lingkungan Kerja yang Kondusif Lingkungan kerja akan mempengaruhi mood karyawan dalam bekerja. Oleh karena itu, ruangan kerja atau kantor harus dapat mendukung pekerjaan mereka. Desain unik ruangan kerja, fasilitas seperti AC atau kursi dan meja kerja yang nyaman, akan membuat karyawan nyaman dan dapat berkonsentrasi pada pekerjaan dengan baik. Baca juga half-dozen Tips Ruang Kerja yang Nyaman untuk Produktivitas 2. Menyediakan Layanan dan Fasilitas bagi Karyawan Layanan atau servis yang diberikan perusahaan akan mempengaruhi tingkat kenyamanan karyawan. Bentuk layanan atau servis dapat berupa tunjangan ekonomi seperti asuransi. Selain itu, dapat juga berupa fasilitas seperti tempat makan dan perangkat elektronik. Dengan demikian, karyawan akan semangat dalam bekerja. three. Mengasah Kreativitas Karyawan untuk Berinovasi Karyawan membutuhkan ruang gerak yang luas untuk berinovasi. Bagi para pengusaha, khususnya pemilik UKM, inovasi produk merupakan hal utama yang dilakukan untuk dapat bersaing dalam industri yang dibidangi. Opini karyawan sangat berguna bagi peningkatan kualitas produk atau jasa Anda. Membatasi ruang gerak mereka hanya akan membunuh kreativitas mereka. Hal yang dapat dilakukan untuk memperluas kreativitas karyawan diantaranya melalui seminar, buku-buku, dan mengikuti pelatihan. 4. Buat Acara Kebersamaan Salah satu cara membangun relasi dengan karyawan adalah melalui acara-acara yang diadakan oleh perusahaan. Melalui hal ini, perusahaan dapat menyampaikan visi dan misinya serta mendengarkan opini dan saran dari karyawan. Buatlah acara yang menyenangkan dan memiliki nilai kebersamaan. Acara dapat berupa makan bersama, pergi ke tempat wisata, atau outbound. Acara-acara ini tidak memerlukan anggaran yang besar dan dapat diadakan di hari libur atau akhir minggu weekend. Sebagai hasilnya, hubungan kekeluargaan dan kebersamaan antara perusahaan dan karyawannya akan semakin lekat. Dan tentunya, hal ini yang mampu menjadi motivasi mereka untuk bekerja lebih baik. 5. Berlakukan Sistem Advantage and Penalty Reward and penalization dianggap sebagai metode yang paling efektif untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja sekaligus mendidik karyawan. Reward atau penghargaan diberikan bagi karyawan yang berprestasi, sedangkan punishment atau hukuman diberikan kepada karyawan yang melanggar peraturan. Reward dapat berbentuk kenaikan gaji atau pemberian bonus dan komisi, kenaikan jabatan, trofi maupun sertifikat. Punishment, di sisi lain, dapat berbentuk penurunan gaji atau jabatan, penambahan jatah lembur, bahkan dapat berujung kepada pemecatan. Dengan adanya sistem reward and penalization karyawan akan semakin terpacu untuk produktif. Hal diatas dapat dijadikan pertimbangan untuk bagaimana tips meningkatkan produktivitas usaha terutama karyawan Anda, tertarik mencoba?
ciri yang mendasar untuk kegiatan waktu luang adalah